Kain Tapis, Hasil Karya Tradisional Dari Provinsi Lampung

Tangkap layar - Kain Tapis hasil karya tradisional dari Provinsi Lampung, Senin (24/07/2017) (foto: gemapos/instagram @budayalampung)
Tangkap layar - Kain Tapis hasil karya tradisional dari Provinsi Lampung, Senin (24/07/2017) (foto: gemapos/instagram @budayalampung)

BeritaLampung.id (Balam) – Selain kuliner dan tempat wisatanya yang luar biasa, Indonesia juga memiliki hasil karya yang beragam di setiap daerah. Salah satunya adalah hasil karya dari Provinsi Lampung yaitu, tenun tradisional yang bernama kain tapis. Kain tapis merupakan sejenis kain songket dari benang kapas yang memiliki tampilan unik dan motif yang khas.

Motif pada kain tapis ini meliputi flora dan fauna yang terbuat dari benang emas atau perak. Motif – motif tersebut dibuat dengan teknik sulam tradisional atau teknik bordir. Perbedaan motif tergantung dari asal daerahnya, seperti tapis pepadun, tapis peminggir, tapis liwa, dan tapis abung.

Kain tapis ini dulunya dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang dikaitkan dengan bentuk pemujaan terhadap tokoh leluhur atau nenek moyang. Makna yang terkandung dalam motif kain tapis selalu berkaitan dengan lingkungan, secara filosofis kehidupan masyarakat Lampung Pepadun dan Saibatin berkaitan erat. Contoh seperti motif tapis dengan motif kapal, kapal dianggap sebagai kendaraan yang membawa perjalanan kehidupan manusia dari dilahirkan sampai dewasa hingga masa kematian.

Fungsi kain tapis yaitu sebagai salah satu perlengkapan dalam upacara adat. Kain tapis juga mencerminkan status sosial seseorang, apakah dia tokoh masyarakat atau tokoh adat. Kain tapis ini biasa dikenakan oleh para wanita saat acara adat sebagai penutup bagian bawah tubuh dari pinggang hingga mata kaki.

Dilihat dari corak motifnya kain tapis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :

 

- Pertama ada Kain tapis raja medal yang memiliki motif ayam dan pucuk rebung, biasanya kain ini dikenakan oleh pengantin perempuan atau istri kerabat tertua dan terbuat dari benang kapas horizontal dominan warna kuning, hitam dan hijau.

- Kedua, kain tapis tuho yang memiliki motif fauna dengan warna cokelat dan biru, biasanya dikenakan oleh wanita yang telah menikah saat mengiringi pengantin wanita saat upacara pernikahan.

- Ketiga, kain tapis laut linau yang biasa dikenakan oleh gadis penari atau mengiringi pengantin.

- Keempat, kain tapis balak yang biasa dikenakan oleh adik perempuan dan kelompok ibu yang anaknya sedang melakukan gelar pada upacara pengambilan gelar.

- Kelima, kain tapis Bintang perak yang memiliki motif berbentuk bintang dan geometris, dan biasa dikenakan oleh wanita pada saat upacara adat di Lampung.

- Keenam, kain tapis laut silung biasa dikenakan para istri yang tergolong kerabat jauh dan para pengiring penggantin saat upacara pernikahan. (isy)