6 Adat Istiadat Unik Lampung yang Harus Kalian Tahu!

Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto gelar Sutan Nata Negara menghadiri Gawai agung di Balai adat Gunung Sugih Senin, (27/01/2020) (foto: gemapos/Pemkab Lamteng)
Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto gelar Sutan Nata Negara menghadiri Gawai agung di Balai adat Gunung Sugih Senin, (27/01/2020) (foto: gemapos/Pemkab Lamteng)

BeritaLampung.id (Balam) - Selain kuliner dan wisata alam yang mempesona, Indonesia juga memiliki warisan budaya dan adat istiadat yang beragam. Salah satunya adat istiadat unik dari Provinsi Lampung yang wajib kamu tahu.

Provinsi Lampung dihuni oleh berbagai macam suku, diantaranya suku Lampung, Suku Jawa, suku Bali, suku Sunda dan masih banyak lagi. Dihuni oleh penduduk asli Lampung dan pendatang, tak heran jika Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Berikut adat istiadat dari Provinsi Lampung yang wajib kamu ketahui.

1. Gawi

Gawi merupakan adat istiadat dari Provinsi Lampung yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur. Bentuk rasa syukur yang dimaksud seperti kelahiran anak, menjelang pernikahan, pemberian gelar adat Begawi Cakak Pepadun dan sebagainya. Kata begawi sendiri berarti “membuat gawi” atau “suatu pekerjaan.

 

Upacara adat ini biasanya dilaksanakan selama 7 hari 7 malam. Karena pelaksanaannya yang cukup lama, tak semua masyarakat dapat melakukan perayaan tersebut. Biasanya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas saja, karena biayanya yang mahal.

Tidak hanya tuan rumah yang menyediakan berbagai kebutuhan dan sajian untuk tamu. Tetapi uniknya tamu yang hadir juga membawa sebuah persembahan seperti sapi, kerbau, telur atau amplop berisi uang.

2. Tayuhan

 

Tayuhan merupakan acara adat yang diadakan oleh keluarga besar dalam rangka merayakan pernikahan, khitanan, pembangunan rumah, hingga perayaan hasil panen. Sebelum diadakan Tayuhan lebih dulu dilaksanakan rapat keluarga yaitu membahas tentang Tayuhan atau disebut Himpun. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan pada saat acara Tayuhan yaitu :

-          Tandang bulung

-          Kecambai

-          Begulai

-          Nyai buwak

-          Khambak bebukha

Penggunaan alat – alat diatas sesuai dengan gelar adat yang dimiliki. Pihak kerabat juga memberikan bantuan seperti bahan makanan mentah yang disebut Setukhuk atau makanan siap saji yang disebut Ngejappang.

3. Balimau

Acara adat Balimau sebetulnya berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, namun tradisi ini juga dilakukan oleh masyarakat Lampung. Dalam ritual Balimau masyarakat akan mandi dengan jeruk nipis menjelang bulan suci Ramadhan. Tradisi ini bermakna untuk penyucian diri dan juga mempererat tali silaturahmi antar warga.

 

Selain menggunakan jeruk nipis, ada bahan-bahan lain yang dipakai untuk mandi seperti bunga kenanga, daun pandan, dan akar gambelu. Setelah itu masyarakat akan berbondong – bondong untuk menceburkan diri ke sungai. Lalu warga akan membasuh wajah mereka dengan air yang sudah dicampuri merang padi yang dibakar, bunga dan jeruk nipis. Setelah mandi dengan jeruk nipis, dilanjut dengan pembacaan doa dan makan bersama.

4. Ngumbay Lawok

 

Tradisi Ngumbay Lawok merupakan acara adat yang dilakukan oleh masyarakat pesisir Lampung. Acara adat ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur dari para nelayan untuk hasil laut yang diperoleh serta memohon keselamatan dan perlindungan ketika mereka pergi berlayar.

Upacara adat ini dilaksanakan dengan menghanyutkan kepala kerbau ke laut sebagai simbol pengorbanan dan rasa terimakasih para nelayan. Ritual upacara adat ini sangat unik sehingga dapat memikat hati wisatawan yang berkunjung.

5. Ngambabekha

 

Ngambabekha dilakukan pada saat pembukaan hutan yang digunakan sebagai lahan perkebunan atau perkampungan masyarakat. Upacara ini dilaksanakan sebagai jalur perdamaian dengan penunggu hutan agar tidak mengganggu.

6. Djujor

Djujor merupakan ritual adat pernikahan di Lampung. Gadis yang akan diambil oleh pria untuk dijadikan istri. Dalam adat ini sang pria atau mekhanai harus membayar bandi lunik atau mahar kepada wali sang gadis atau muli. Muli memiliki permintaan yang disebut dengan kiluan yang harus dipenuhi. Ada dua cara yang bisa dilakukan pelaksanaannya yaitu secara diam – diam atau terang – terangan.

Cara diam – diam yaitu ketika pria melarikan sang gadis ke rumahnya. Setelah itu kepala adat akan melaporkan kepada keluarga sang gadis bahwa anak mereka hilang karena untuk dipersunting. Cara terang – terangan yaitu si pria langsung mendatangi kediaman si gadis dan melamarnya. Hantaran membawa 24 macam kue menjadi suatu keharusan untuk keluarga si pria. Mahar harus dibayarkan kepada kepala adat pihak si gadis secara kontan. (isy)