Mengenal Pakaian Adat Lampung Saibatin dan Pepadun

Pakaian Adat Lampung Pepadun. (foto: gemapos/instagram @nikitawillyofficial94)
Pakaian Adat Lampung Pepadun. (foto: gemapos/instagram @nikitawillyofficial94)

BeritaLampung.id (Balam) – Provinsi Lampung dikenal sebagai gerbang Pulau Sumatera yang memiliki keanekaragaman budaya, pakaian adat menjadi salah satunya. Pakaian adat merupakan busana yang dibuat sebagai simbol untuk mengekspresikan identitas dari suatu daerah. Seperti pakaian adat Lampung yang kerap dikenakan saat upacara adat, prosesi pernikahan hingga festival seni budaya.

Suku asli masyarakat Lampung sendiri terdiri dari suku Lampung Pepadun dan suku Lampung Saibatin. Memiliki dua suku dalam satu wilayah, tidak hanya tradisinya yang berbeda tetapi pakaian adat kedua suku tersebut berbeda.

Berikut penjelasan pakaian adat Lampung Saibatin dan pakaian adat Lampung Pepadun.

1. Pakaian Adat Lampung Saibatin

Suku Saibatin merupakan kelompok masyarakat yang berada di daerah pesisir Lampung Timur, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat. Saibatin dapat diartikan sebagai satu pemimpin atau raja.

Pakaian adat Lampung Saibatin juga tampak mewah, karena berwarna merah menyala. Busana pengantin Suku Saibatin memiliki mahkota bernama Siger dengan 7 buah pucuk bernama Lekuk Pitu. Busana adat pria menggunakan jas bahan beludru dengan motif floral bunga tabur, salur, atau pucuk rebung. Busana adat pria juga menggunakan atribut penutup kepala bernama kopiah tungkus dan perhiasan seperti gelang dan kalung.

Busana adat wanita juga terbuat dari beludru bermotif sama. Panjang busana dibawah lutut dengan selempang jungsarat sejenis songket di selempangkan dari bahu kanan ke pinggang kiri. Pengantin wanita menggunakan hiasan kepala bernama Siger Lekuk Pitu yang terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Tujuh lekukan pada Siger menggambarkan gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan, Raja Jukuan, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas. Gelar tersebut sangat kental dengan kerajaan, hanya keturunan lurus saja yang dapat mengunakan gelar ini.

2. Pakaian Adat Lampung Pepadun

Makna Pepadun adalah bangku tahta atau singgasana kayu yang merupakan simbol status sosial tertentu. Masyarakat Pepadun tinggal di pedalaman atau dataran tinggi. Wilayahnya meliputi, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, sebagian Pesawaran, Pringsewu, dan Mesuji. Adat masyarakat Pepadun yaitu akan mendapatkan gelar adat meskipun berasal dari kalangan biasa. Untuk mendapatkan gelar adat harus dilakukan upacara adat Cakak Pepadun. Jika ada masyarakat di luar suku Pepadun yang akan menikah dengan masyarakat Pepadun. Sebelum pernikahan akan dilaksanakan upacara Begawi untuk meminta gelar adat.

Busana adat pria pada adat Pepadun berupa baju lengan panjang putih dan celana hitam. Lalu dibalut dengan sarung tumpal yang ditetnun dengan benang emas. Setelah itu diikatkan sesapuran kain putih dengan rumbai tinggi dan bagian bahu dilingkari selendang.

Seperti busana adat pria, busana adat wanita chiri khas dengan warna putih dan emas berbentuk kebaya. Bagian bawah dililitkan kain tapis dengan motif khusus yang terbuat dari benang emas. Lalu bagian kepala pengantin wanita memakai aksesoris seperti siger atau mahkota, gelang, kalung, cincin, dan hiasan pinggang. Siger Pepadun memiliki Sembilan lekuk yang berarti ada Sembilan marga yang bersatu. Sembilan marga tersebut yaitu, Buai Nunyai, Buai Unyi, Buai Nuban, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha, Buai Subing, Subing Beliuk dan Buai Nyerupa. (isy)