RS Abdul Moeloek Bakal Tambah Dokter Spesialis

Ilustrasi- Ruang perawatan anak di RSUDAM Lampung. (ant)
Ilustrasi- Ruang perawatan anak di RSUDAM Lampung. (ant)

BeritaLampung.id (Balam) - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung akan terus berupaya menambah dokter spesialis guna memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit daerah itu.

"Kalau secara umum sebagai rumah sakit pendidikan hampir semua keahlian ada, namun secara kuantitas masih ada yang kurang untuk sumber daya manusianya," ujar Direktur RSUDAM dr Lukman Pura, di Bandarlampung, Jumat (24/2/2023).

Ia menjelaskan dengan adanya hal tersebut pihaknya secara perlahan akan terus menambah jumlah dokter spesialis guna memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.

"Nanti secara perlahan akan ditambah selain kuantitas juga kualitasnya, karena kita menjadi rumah sakit pendidikan maka akan terus di tambah untuk sumber daya manusia di bidang kesehatan," katanya.

Tanggapan tambahan mengenai ketersediaan dokter spesialis di rumah sakit daerah itu juga dikatakan oleh Wakil Direktur Pendidikan Pengembangan SDM dan Hukum RSUDAM, Elitha Martharina Utari.

"Untuk dokter spesialis RSUDAM jumlahnya itu sudah mencukupi. Tetapi untuk dokter subspesialis itu memang masih kekurangan tapi tidak terlalu banyak hanya 2-3 orang, secara umum sudah memenuhi syarat," kata Elitha Martharina Utari.

Menurut dia sebagai rumah sakit pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan dokter subspesialis saat ini tengah mempersiapkan diri sebagai tempat residensi pertama bagian paru dan obgin.


"Selain wadah residensi ke depan pada 2023-2024 ini akan membuka program pendidikan dokter spesialis (PPDS) penyakit dalam, anestesi dan bedah anak," ujar dia.

Dia mengatakan dengan dibukanya PPDS dan wahana residensi dokter diharapkan dapat menambah dokter spesialis dan subspesialis di daerah.

"Semoga kebutuhan dokter spesialis dan subspesialis bisa terpenuhi, sehingga sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan agar jumlah dokter seimbang dengan jumlah penduduk, dan Lampung berperan dalam hal ini," kata dia lagi.

Diketahui sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan ribuan dokter spesialis yang disebabkan kurangnya angka produksi dan tidak merata distribusi dokter spesialis ke seluruh fasyankes di Indonesia.

Dan berdasarkan data WHO rasio kebutuhan dokter untuk warga negara Indonesia ialah 1:1.000, sedangkan rasio untuk negara maju sebesar 3:1.000 dokter, bahkan beberapa negara berupaya mencapai rasio 5:1.000 dokter.

Dalam upaya pemenuhan kekurangan tersebut, Kementerian Kesehatan telah melakukan sejumlah akselerasi seperti pemberian beasiswa bagi 2.500 dokter, keterjangkauan biaya pendidikan, dan menambah kuota beasiswa pendidikan dokter spesialis pada 2023 dari sebelumnya hanya 600 peserta menjadi 1.600 peserta. (sat)