Harimau Sumatera "Siti Mulye Putri Reuko” Kembali Habitat Alam

Harimau Sumatera “Siti Mulye Putri Reuko” kembali Habitat Alaminya
Harimau Sumatera “Siti Mulye Putri Reuko” kembali Habitat Alaminya

BeritaLampung - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Bupati Gayo Lues, Waka Polres Gayo Lues, UPTD KPH Wilayah 5 – DLHK Aceh, FKL, WCS-IP, Camat Dabun Gelang bersama masyarakat Desa Sangir melakukan pelepasliaran harimau sumatera yang diberi nama “Siti Mulye Putri Reuko” kembali ke habitat alaminya pada pekan lalu (18/10). 

Siti Reuko dilepaskan kembali ke kawasan Hutan Lindung Sangir, dimana kawasan tersebut merupakan habitatnya yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan harimau sumatera tersebut terjerat. Lokasi pelepasliaran ini juga merupakan usulan dari masyarakat Desa Sangir, mereka meyakini harimau sumatera tersebut merupakan penghuni dari kawasan hutan lindung tersebut dan harus dikembalikan ke tempat asalnya.

Nama Siti Mulye Putrì Reuko merupakan pemberian dari masyarakat Desa Sangir sebagai salah satu bentuk penghargaan dan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian satwa liar khususnya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). “Siti Reuko” sapaan akrabnya, sebelumnya dievakuasi berdasarkan laporan personil Polres Gayo Lues pada tanggal 11 Agustus 2022 meneruskan informasi dari masyarakat terkait adanya 1 (satu) individu harimau sumatera yang terkena jerat di lokasi Areal Penggunaan Lain (APL) wilayah Desa Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Kabupaten Gayo Lues yang berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung. 

Pada saat dievakuasi Harimau Sumatera tersebut terjerat pada kaki kiri belakang yang mengakibatkan sistem sirkulasi dan motorik syaraf terganggu, sehingga tim dokter memutuskan untuk melakukan perawatan intensif di kantor SPTN 3 Blangkejeren BBTNGL. Selama perawatan “Siti Reuko” selama kurang lebih 2 (dua) bulan menunjukkan progress kesehatan yang sangat baik. Setelah melalui proses observasi dan perawatan yang intensif, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tim dokter hewan menyatakan harimau sumatera tersebut siap untuk dilepasliarkan kembali.

Kepala Balai KSDA Aceh, Agus Arianto, menyampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui UPT Direktorat Jenderal KSDAE terus berupaya melakukan mitigasi dan penanganan interaksi negatif satwa liar di seluruh wilayah kerjanya. “Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan masyarakat Desa Sangir yang telah mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera “Siti Reuko”. Kesadaran dan rasa kepedulian terhadap satwa liar inilah yang patut menjadi teladan bagi masyarakat lain yang hidup berdampingan dengan satwa liar,” ucap Agus Arianto. [rr/release]